Laman

Jumat, 12 Juli 2013

Komentar Ibu : "Ini bis kalau punya sayap, pasti bisa terbang"


Kala itu kami abis liburan (sekitar 2 tahun yang lalu) dari suatu tempat yang mengharuskan kami naik pesawat karena memang tidak ada bis ataupun kereta yang mau mengantarkan kami ke sana (yaiyalah emang gak ada trayek ke sana, hehe). Perjalanan berangkat menuju bandara ditempuh menggunakan kendaraan umum, karena memang tidak ada yang mengantar (dan ini memang lebih hemat). Rute perjalanan pulang kami setelah liburan memang berbeda dari rute perjalanan berangkat. Jika saat berangkat kami memutuskan naik bis Damri dari Terminal Baranangsiang, Bogor menuju bandara Soekarno-Hatta, saat pulang kami memutuskan untuk naik bis Damri dari bandara menuju Terminal Kampung Rambutan, Jakarta dan dilanjut dengan naik bis jurusan Garut/Tasik-Jakarta yang lewat Cianjur (ini keputusan Ibu sih, karena menurut perhitungan beliau, ongkosnya lebih murah. Yasudaaah nurut aja deh sebagai bukti bakti pada orang tua *ting)

Selepas makan dan sholat maghrib, kami pun naik bis yang emang lagi ngetem. Lumayan lama nunggu bisnya maju, pas udah maju pun jalannya lama beneeer, udah kayak pengantin aja (maklum lah Jakarta, macetnya bikin kendaraan cuma bisa ngesot). Untunglah kenikmatan macet Jakarta tidak berlangsung lama, bis pun mulai memasuki gerbang tol dan ngeeeeeeeeeeeng (gak banget ya suaranya) bis meluncur dengan kilat, bagaikan ungkapan kegembiraan karena telah lepas dari kemacetan ibu kota, serasa jalan tol milik sendiri bis meluncur dengan kecepatan (yang kami rasakan, tapi emang kerasanya gitu) sama seperti pesawat yang akan take off, "kalau punya sayap pasti bisa terbang" (komentar ibu). huft -.-" Waduuuh jantung saya degdegannya sama kayak naik halilintar di Dufan, sereeem abis nih bis jalannya, untungnya saat di jalan tol jalanan lebih kosong dan lancar serta kami sedikit terhibur dengan tukang buah pir yang menjajakan dagangannya, mengapa teribur? lebih tepatnya perhatian kami sedikit teralihkan karena semenjak masuk gerbang tol, penjual ini terus menawarkan dagangannya, namun tidak ada satupun penumpang yang mau beli, si penjual terus menurunkan harga pirnya, menambah jumlah pir per kilonya, namun masih tetap tidak ada yang mau beli. Sampai akhirnya keluar pintu tol, pedagang ini pun banting harga, baru deh ada yang mau beli (Hmm, manusiawi ya, kita-kita maunya yang murah-murah dengan barangnya banyak :D)

Kami kira kegilaan si sopir mengendarai bis dengan kecepatan super hanya berlangsung saat di jalan tol, tapi dugaan kami salah, si sopir tetap menjalankan bisnya dengan kecepatan jauuuh di atas kecepatan normal di jalanan yang lebih padat kendaraanya, nyalip sana, nyalip sini, ngebut sambil belok, ngebut terus ngerem, ngebut ngerem, aduuuhhhh udah gak mikir lagi kayaknya kalau dia bawa nyawa orang ! kenikmatan dan kebahagian selepas liburan ternodani nih sama Pak Sopir. "Gak apa-apa lah biar cepet nyampe" celetuk seorang penumpang. Hadeeuh iya sih kalo ngebut emang lebih cepet nyampe, tapi ya gak kayak gini juga ngebutnya.

Sebenarnya, saya tidak terlalu bermasalah dengan kendaraan yang ngebut, asal mulus aja bawanya n di tempat-tempat yang memungkingkan buat ngebut, tapi kalo ngebutnya sambil nyalip, udah gitu dikit-dikit ngerem, kan gak enak juga. Haduuuh pengen cepet-cepet nyampe aaaaja, sambil dalam hati berdo`a dan mulut sedikit mengumpat "lain kali gak akan naik bis ini lagi".
3 jam perjalanan ditempuh dalam suasana mencekam. Akhirnya kami sampai di Cianjur dan jantung ini bisa relaksasi, heeeeh (sigh). Sambil meninggalkan bis itu saya berdoa "mudah-mudahan selamat ya sampai tujuan". Alhamdulillah doa saya terkabul karena keesokan hari dan beberapa hari kemudian setelah malam itu saya tidak menemukan berita bahwa sebuah bis kepeleset di jalan sehingga harus tiger sprong lalu roll depan. Keren dah tuh sopir, perjalanan malam, bisa ngebut n bisa tetap fokus. Tapi lain kali lebih diperhatikan penumpangnya ya Pak, gak semua penumpangnya itu Michael Schummacer atau Kimmi Raikkonen yang suka ngebut, n jalanan itu gak sama kaya rel halilintar di Dufan !
Semoga berita tentang bis yang jatuh ke jurang, kemarin sore, sopirnya bukan Bapak ya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar