Laman

Selasa, 19 Februari 2013

Fakultas Psikologi UNPAD, Inspirasi Fakultas Psikologi Indonesia

Tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Fakultas Psikologi Unpad 2012.

Saya menyadari tulisan ini belumlah sempurna dan masih dibutuhkan data-data pendukung. Tetapi mudah-mudahan tulisan  ini dapat membantu teman-teman yang ingin mencari mencari informasi terkait sejarah Fapsi Unpad dan dengan senang hati bisa dijadikan referensi bagi tulisan teman-teman selanjutnya yang lebih baik lagi, tapi jangan lupa sertakan sitasi yang baik dan benar ya :)
Happy reading ! 

Lambang Fakultas Psikologi
Di Indonesia, lahirnya Pendidikan Psikologi diawali oleh pidato ilmiah Prof. Dr. Slamet Iman Santoso dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Indonesia pada Dies Natalis Universitas Indonesia pada tahun 1952 di Fakultas Pengetahuan Teknik UI di Bandung (sekarang ITB). Dalam pidato tersebut, beliau antara lain mengemukakan penggunaan pemeriksaan psikologis untuk mendeteksi the right man on the right place, dan menghindari the right man on the wrong place, the wrong man on the right place, serta the wrong man on the wrong place. 
Awal munculnya Psikologi di Indonesia adalah sebagai bagian dari ilmu kedokteran dan psikotes, tetapi kemudian berkembang pesat serta menjadi kebutuhan masyarakat di berbagai sektor seperti pendidikan, sosial, dan olahraga. Di tahun 1960-an hanya ada empat fakultas psikologi yaitu di UI, UGM, UNPAD, Maranatha. Namun sekarang sudah ada lebih dari 40 fakultas psikologi di Indonesia baik negeri maupun swasta.
Dari keempat universitas yang mengawali berdirinya fakultas psikologi, Fakultas Psikologi UNPAD lah yang berbeda, mengapa? Karena ada dua keistimewaan pendirian fakultas ini, yaitu :
Fakultas Psikologi berdiri sebagai Fakultas, bukan berkembang dari bagian program studi lain seperti : Fakultas Psikologi UI yang berkembang dari program studi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM yang berkembang dari Fakultas Paedagogi.
Pendirian Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dapat langsung diresmikan berdiri sendiri sebagai fakultas tanpa harus berada di bawah naungan Yayasan Padjadjaran terlebih dahulu seperti beberapafakultas lain di Universitas Padjadjaran. Biasanya pada waktu itu sebelum diresmikan menjadi fakultas harus berada di bawah naungan yayasan sekurang-kurangnya satu tahun.

Sabtu, 16 Februari 2013

Terpuruk

     Memberi semangat atau motivasi kepada orang lain yang sedang terpuruk ketika keadaan kita lebih baik dari mereka memang mudah, namun apakah kita masih bisa melakukannya ketika kita sama-sama terpuruk?

Harapan

aku sering berharap sesering harapan itu tidak terwujud.
apa yang aku dapatkan sekarang, sangat aku syukuri, namun yang mengganjal di hati adalah mengapa setiap apa yang aku harapkan, malah sampai kepada orang lain? selalu begitu. membuatku hilang selera. sebenarnya aku tidak berharap banyak dengan harapan itu, hanya ingin berharap, namun jika memang setiap aku berharap hasilnya akan terus bergini, lebih baik aku berhenti berharap saja dan ku pasrahkan semuanya pada Allah Swt. Karena hanya Dia yang mau mendengarkan dan juga mengabulkan harapkanku, atau bahkan menggantinya dengan yang jauh lebih baik. akan ku biarkan harapan sesaatku itu menguap saja seperti 'kentut', terlalu lama aku menahannya hanya akan menyisakan rasa sakit, sakit yang teramat sangat. kini aku hanya ingin berpikir dan berprasangka yang baik-baik saja, karena memang benar, apa yang terjadi sesuai dengan prasangkaku, mungkin inilah yang Allah telah tunjukkan kepadaku.

Jatinangor, 4 Oktober 2012
21 : 53

Do'a Nenek

dalam cerita ini, ada beberapa kalimat yang menggunakan bahasa Sunda, agar terasa lebih real :) kalau ga ngerti, silakan tanya orang disamping Anda :D atau googling aja ya .

         Waktu itu mau SNMPTN tulis (terpaksa ikutan soalnya ga lulus SNMPTN undangan, hehe bohong deh), tempatnya bukan di Cianjur, tapi di Sukabumi.
Menurut jadwal, SNMPTN itu dua hari, dan karena saya ngambil jurusan IPA, tempat tes saya adalah di SMA 4 Kota Sukabumi. Orang-orang sih udah pada dapet tempat nginep, sementara saya masih galau mau nginep dimana. Asalnya sih mau bolak-balik aja Cianjur-Sukabumi. Tapi, setelah melakukan beberapa pertimbangan, lebih baik saya nginep aja di Sukabumi. Ayah saya berasal dari Sukabumi dan hampir semua keluarganya tinggal di Sukabumi. Jadi tinggal dipilih aja tuh mau nginep ditempatnya siapa, dan sudah diputuskan, saya nginep di rumah nenek :) (ciiieee) Ya dirumah enin (nenek.red) beliau adalah Kakak dari ibu ayah saya, karena jaraknya lebih dekat dengan SMA 4 (setelah survey terlebih dahulu), tepatnya di daerah Sukamanah, Cisaat.
Singkat cerita, saya berangkat ke Sukabumi ditemani adik saya yang pertama. Seneng juga bisa nginep di rumah enin, ya setidaknya suasananya lebih sunyi n cocok lah buat menenangkan diri sebelum tes. Yang pasti, enin menyambut hangat kedatangan saya. (yaiyalah masa iya gak bahagia dikunjungin sama cucunya :D)
ini neneknya orang sih :) dipinjem ya fotonya.

        Pagi hari sebelum tes, saat saya sedang minum obat (karena beberapa hari sebelum berangkat ke Sukabumi, saya sempat sakit. Stress kali yaa )
"Neng kadieu, caina urang do'an ku enin."
"Muhun nin." (salah satu point plus, nginep di rumah enin : Dido'ain sebelum tes)


Masih Jogja Part V


        Selesai dari fakultas teknik, kami langsung lanjut ke fakultas kedokteran. Yeeaah. Fakultas yang ditunggu-tunggu oleh Mpit n Aci. Fakultas Kedokteran UGM letaknya memang agak jauh dari fakultas teknik, jadi bermobil lah kami ke FK.  Masuk ke FK ternyata berbeda dengan ke fakultas teknik, parkirnya pake sistem kayak di mall-mall gitu, jadi ada loketnya. Biar ga ribet, kami parkir di luar FK, tepatnya depan MU (MIPA utara). So, kami jalan kaki aja masuk FK. 

            Faculty of Medicine, itulah kata yang terpangpang di depan pintu masuk gedung.

“waaaaah, bagus banget ya gedung FK, bener-bener beda.”
“Jangan dibandingin sama teknik ya. Hehe”
Gedung fakultas kedokteran memang jauh lebih modern daripada fakultas teknik. Oke deh, mumpung lagi di FK, abadikan dulu biar sedih, abadikan dari setiap sudut :D 



Narsis pisan

Mmmh, puas foto-foto, tapi belum puas dapet informasi. Ya secara kita belum nanya-nanya n belum nemu orang yang bisa ditanya. Mas Woki juga gak ada kenalan anak FK. 


Jogja (Part V)


             Perjalanan ke UGM kali ini harus kami manfaatkan dengan baik. Terutama bagi mereka yang berencana kuliah di UGM, kesempatan ini dmanfaatkan untuk memeroleh informasi sebanyak-banyaknya. Mulai dari cara masuknya gimana (ya tinggal masuk aja lewat gerbang, hehee. Maksudnya bisa terdaftar sebagai mahasiswanya), biaya kuliahnya, atmosfer belajarnya seperti apa, pergaulannya bagaimana, sampai uang bulanan minimal yang dibutuhkan untuk bisa bertahan hidup di Jogja sebagai seorang mahasiswa. Syukur-syukur kita bisa ketemu mahasiswa yang ramah n baik hati dan bersedia kami wawancarai (asa wartawan :p) di setiap fakultas yang akan kami kunjungi. Well, buat fakultas teknik, udah ada Mas Woki dan Kang Rudi yang bisa kami keruk informasinya. Buat fakultas lain? Belum punya kenalan sih. Tapi mudah-mudahan nanti bisa nemu di jalan. (haha emangnya sampah, bisa nemu di jalan ;p).
        Sesuai kesepakatan, kunjungan pertama kami adalah fakultas teknik. Selama perjalanan, kami ngobrol-ngobrol bareng Mas Woki (setelah ada Mas Woki, Mas Ruslan istirahat ngobrol dulu, hehe) bertanya soal UGM dan Jogja, terutama tentang fakultas teknik (waktunya para pria yang beraksi). Obrolan kami membuat perjalanan terasa lebih cepat, tak terasa kami sudah berada di depan tugu Fakultas Teknik UGM, mobil langsung diparkirkan. Kemudian kami langsung meluncur ke gedung fakultas teknik. Inilah beberapa fakta (asa on the spot) yang kami dapatkan saat berkunjung ke fakultas teknik :
  • UGM adalah satu-satunya universitas yang menyediakan program studi teknik nuklir
  • Gedung Fakultas Teknik UGM bisa dibilang gedung tua, furniture nya pun sepertinya tua juga, mahasiswa nya? Ya bisa dibilang tua juga karena ada beberapa mahasiswa yang masih belum lulus juga, padahal kuliahnya udah lebih dari 10 semester (lagi sibuk penelitian kali, atau sibuk organisasi dulu :D
  • Oia walaupun gedungnya tua, tapi ilmu-ilmu yang diajarkan tidak tua juga kale, tetep selalu diperbaharui (yaiyalah biar ga ketinggalan zaman n terus bisa berkembang). Mahasiswanya juga banyak yang berprestasi, contohnya Mas Woki ini, beliau adalah finalis Climate Smart Leader (acara apa itu? Emmh, itu semacam acara bikin karya tulis ilmiah yang programnya dikhususkan untuk lingkungan, yang gak cuma nulis, tapi pesertanya juga ditantang untuk merealisasikan programnya. Kegiatan inilah yang memepertemukan Aryo dengan Mas Woki, mmmh so sweet :p mau tau lebih banyak tentang CSL? Bisa googling, atau tanya aja sama Umi Aryo ;p
  • Untuk bisa menjadi mahasiswa teknik, harus kuat eksaknya apalagi matematika dan fisika, kalau tentang apa yang dipelajari di fakultas teknik, ya tergantung jurusannya apa, tapi secara umum pelajaran dasarnya sama lah yaa
  • Anak cowo sih yang lebih banyak nanya, mereka nanya tentang energy terbarukan, lalalaa yeyeye, ntahlah saya juga ga ngerti :o pokoknya istilah-istilah yang mereka pake berasa asing di telinga dan otak saya. Heheee
  • Kami juga sempat berkunjung ke lab jurusan teknik mesin. (ini lab, tapi ko kayak bengkel ya, hehehe) 
Laboratorium Teknik Mesin
Menurut Rifki, toilet di fakultas teknik adalah toilet ternyaman diantara semua toilet yang pernah ia kunjungi di jogja -.-“

Jogja (Part IV)

         Hmm, akhirnya bisa nulis note in lagi, setelah sekian lama ditunggu-tunggu #backsound Ridho Rhoma, hehe. Ya memang sudah dari satu tahun yang lalu note ini ditunggu, Cuma baru kesampean sekarang saya nulisnya, yaa karena berbagai kesibukan. Oke, sesi curhatnya udahan dulu, nanti keburu ada yang nimpuk karena kebanyakan bele-bele (baca : Basa-basi) :D
       Seperti telah disebutkan tadi, cerita ini adalah lanjutan dari cerita seri sebelumnya yaitu menceritakan pengalaman saya dan teman-teman berlibur ke Jogja saat liburan SMA tahun lalu, ya tahun lalu, lama banget kan? Kayaknya ceritanya juga udah bulukan, hehe. Walapun udah lama, mudah-mudahan sensasinya tetap sama seperti tahun lalu .
      Karena udah lama tadi, saya mencoba untuk mengingat kembali, maklum otaknya udah nyampur sama rumus-rumus fisika, matematika, kimia, biologi sisa-sisa UN dan SNMPTN :o jadi kalau ada cerita yang rada-rada ga nyambung, maapiiin ya :D

Oke dimulai aja nih ceritanya, let`s cekidot (baca: check this out)
     Hari ketiga di Jogja ini adalah hari yang kami tunggu-tunggu sekaligus hari yang tidak diharapkan. Kenapa? Soalnya hari ini kami akan jalan-jalan ke UGM, universitas impian Husna, Fitri, dan Aci, tapi hari ini pula kami akan meninggalkan Jogja. 
      Sejak malam, saya, Husna, Fitri, dan Aci udah banyak ngobrolin tentang perjalanan kita besok ke  UGM yang kayaknya bakal seru banget. Husna udah berencana difoto depan fakultas psikologi, Aci n Mpit? so pasti depan FK, eh iya Mpit juga mau difoto depan fakultas biologi, mmmh kenapa ya? Ntahlah, hehe eh iya Aci kan udah janji mau goyang gayung pas nyampe UGM, jadi gak ya ? semoga, hahahaaa
“Na, kita ini beres-beres terus besok pagi langsung pamit n pulan gitu?”
“Mmmh, kata bapa Husna, mending kita pamitnya buat pergi ke UGM aja, ntar abis dari UGM kesini lagi, baru deh pamitan buat pulang ke Cianjur, soalnya kalau pamitan pagi-pagi dan langsung pergi, asa gimana, kurang baik katanya. Oia kata Bu Le, kalau bisa jangan lama-lama di UGM nya, besok sore kita maen ke pantai.”
“Waah pantai, Parangtritis?”
“mmh, bukan. Sebelum Parangtritis. Disana ada rumah nenek Husna, jadi sekalian silaturahmi kesana.”
“Waaaah asyiiik,,, hayuuuu ! “

HARI III : Selasa, 3 Januari 2012
“Hey kalian, kita berangkat dari sini sekitar jam 8. Nyampe UGM sekitar jam 9.30. Mau ketemuan dimana?
Oia jangan ngaret lagi ya. Please ! “ (sms diluncurkan ke pasukan pria yang nginep di kostan Mas Woki)
“Oke sip, tunggu di pintu masuk UGM yang ada bunderan aja ya.” (aduh lupa siapa yang ngejawab ini)
“Sip”