Laman

Jumat, 12 Juli 2013

Bogel Ngebolang Lagi

Kebun teh, Puncak !
Setelah sukses melaksanakan perjalanan ke Jogja, kami 'ketagihan' untuk jalan-jalan lagi. Rencana awal, kami akan tour Jawa, rutenya : Bandung, Solo, Semarang, Surabaya dan Malang. Tempat tujuannya yaitu perguruan tinggi dan objek wisata di kota tersebut yang rencananya dilaksanakan setelah UN. Namun, karena berbagai alasan, akhirnya rencana itu gagal (biasalah gak nemu waktu yang pas, n yang paling penting : gak nemu isi dompet yang pas, hehe). So, untuk mengobati rasa kecewa karena tidak jadi tour Jawa, kami pun merencanakan untuk jalan-jalan lagi tetapi masih di wilayah Cianjur.
(oia sebelum dibaca ceritanya, maafin kalo banyak kata 'ntah' maklum beberapa kronologis kejadian gak masuk ke long term memory penulis, jadi harap maklum ^^V )

Hari itu kami lagi ngumpul di SSB (Smansa Samudera Beach) salah satu sudut favorit di sekolah kami, ntah lagi jam istirahat, ntah emang lagi gak ada jam, aah lupa, dan ntah berawal dari pembicaraan apa, kami sepakat untuk jalan-jalan lagi dan tujuan kami adalah tempat ikan bakar di Cikalong (salah satu nama kecamatan di Cianjur). Keesokan harinya kami pun berkumpul di depan sekolah, oke kumpul jam 8 tapi biasalah selalu aja molor dari waktu janjian. Rombongan sudah siap, Ikay, Aryo, Aci, Iki. Mpit n Revan? ntahlah. Namun ketika kami akan berangkat tiba-tiba...
"Hey jadi ke Cikalong nih?"
"Iya atuh hayu"
"mmh Cikalong panas euy, pengen ke tempat yang sejuk-sejuk"
"Haha iya bener-bener, cibodas aja yu?"
"Ah bosen, puncak aja puncak"
"Ah iya bener, ke Gantole, udah gitu nongkrong di At-taawun" (haha tongkrongannya di mesjid)
"Ya udahlah sip, langsung aja berangkat, sms Mpit n Revan kita gak jadi ke Cikalong."

Komentar Ibu : "Ini bis kalau punya sayap, pasti bisa terbang"


Kala itu kami abis liburan (sekitar 2 tahun yang lalu) dari suatu tempat yang mengharuskan kami naik pesawat karena memang tidak ada bis ataupun kereta yang mau mengantarkan kami ke sana (yaiyalah emang gak ada trayek ke sana, hehe). Perjalanan berangkat menuju bandara ditempuh menggunakan kendaraan umum, karena memang tidak ada yang mengantar (dan ini memang lebih hemat). Rute perjalanan pulang kami setelah liburan memang berbeda dari rute perjalanan berangkat. Jika saat berangkat kami memutuskan naik bis Damri dari Terminal Baranangsiang, Bogor menuju bandara Soekarno-Hatta, saat pulang kami memutuskan untuk naik bis Damri dari bandara menuju Terminal Kampung Rambutan, Jakarta dan dilanjut dengan naik bis jurusan Garut/Tasik-Jakarta yang lewat Cianjur (ini keputusan Ibu sih, karena menurut perhitungan beliau, ongkosnya lebih murah. Yasudaaah nurut aja deh sebagai bukti bakti pada orang tua *ting)

Selepas makan dan sholat maghrib, kami pun naik bis yang emang lagi ngetem. Lumayan lama nunggu bisnya maju, pas udah maju pun jalannya lama beneeer, udah kayak pengantin aja (maklum lah Jakarta, macetnya bikin kendaraan cuma bisa ngesot). Untunglah kenikmatan macet Jakarta tidak berlangsung lama, bis pun mulai memasuki gerbang tol dan ngeeeeeeeeeeeng (gak banget ya suaranya) bis meluncur dengan kilat, bagaikan ungkapan kegembiraan karena telah lepas dari kemacetan ibu kota, serasa jalan tol milik sendiri bis meluncur dengan kecepatan (yang kami rasakan, tapi emang kerasanya gitu) sama seperti pesawat yang akan take off, "kalau punya sayap pasti bisa terbang" (komentar ibu). huft -.-" Waduuuh jantung saya degdegannya sama kayak naik halilintar di Dufan, sereeem abis nih bis jalannya, untungnya saat di jalan tol jalanan lebih kosong dan lancar serta kami sedikit terhibur dengan tukang buah pir yang menjajakan dagangannya, mengapa teribur? lebih tepatnya perhatian kami sedikit teralihkan karena semenjak masuk gerbang tol, penjual ini terus menawarkan dagangannya, namun tidak ada satupun penumpang yang mau beli, si penjual terus menurunkan harga pirnya, menambah jumlah pir per kilonya, namun masih tetap tidak ada yang mau beli. Sampai akhirnya keluar pintu tol, pedagang ini pun banting harga, baru deh ada yang mau beli (Hmm, manusiawi ya, kita-kita maunya yang murah-murah dengan barangnya banyak :D)

Kami kira kegilaan si sopir mengendarai bis dengan kecepatan super hanya berlangsung saat di jalan tol, tapi dugaan kami salah, si sopir tetap menjalankan bisnya dengan kecepatan jauuuh di atas kecepatan normal di jalanan yang lebih padat kendaraanya, nyalip sana, nyalip sini, ngebut sambil belok, ngebut terus ngerem, ngebut ngerem, aduuuhhhh udah gak mikir lagi kayaknya kalau dia bawa nyawa orang ! kenikmatan dan kebahagian selepas liburan ternodani nih sama Pak Sopir. "Gak apa-apa lah biar cepet nyampe" celetuk seorang penumpang. Hadeeuh iya sih kalo ngebut emang lebih cepet nyampe, tapi ya gak kayak gini juga ngebutnya.

Ini sopir : sengaja, atau emang buta rambu-rambu?

Hari itu saya mau pulang ke Cianjur, lumayan lah ada libur beberapa hari, daripada bulukan di kostan, mending pulang. Seperti biasa naik bis dari daerah cileunyi sebelum pintu tol karena emang biasanya banyak bis ke Cianjur yang ngetem di sana. Waktu itu saya emang lagi buru-buru, naik angkot juga langsung dari depan kostan. Sesampainya di Cileunyi, bahagia banget  liat bis jurusan Tasik- Jakarta (via Cianjur) yang lagi ngetem (asyik lah jadi gak usah nunggu bis dateng), eh pas saya bilang 'kiri', angkotnya gak berhenti juga (agak kesel), bilang sekali lagi akhirnya angkot berhenti lumayan jauh dari tempat pemberhentian bis. Saya pun turun dan berjalan menuju bis. Eh pas saya lagi jalan menuju bis tujuan, bisnya udah mulai maju (arahnya berlawanan dengan saya). Gara-gara gak mau nunggu lagi, saya pun lari, ngelompatin pembatas, neriakin bisnya, tapi bisnya terus maju. Hmm saya pun putus asa. Ya walopun bisnya masih jalan pelan-pelan tapi tetep aja lebih cepet dari lari saya. Tapi tiba-tiba ada bapak-bapak yang nepuk pundak saya "hayu neng", hah? saya kaget, dan dia ngajak lari lagi ngejar bis, ya udah saya pun ngikut aja. Akhirnya kondektur bis nonngol, kami pun lari sambil berteriak agar bisnya berhenti. Yes ! usaha kami berhasil, bis pun berhenti sebelum gerbang tol, tepat di depan plang 'S' coret. :D (silakan berkomentar sendiri)

Makanya, Baca !

Abis nge'list' buku bacaan (non-pelajaran) yang udah dibaca selama pertama kali bisa baca sampe sekarang (yang inget aja sih), hasilnya? waah dikit banget :o nyesel suka bacanya gak dari dulu :o nyesel dulu kalo punya uang lebih gak beli buku. Ntah kenapa ya dulu ga suka baca, seinget saya sih alasannya karena 'gak punya cukup waktu' emang sih dulu saya lebih milih nonton tv daripada baca buku, yang ditonton juga gak semuanya tayangan berkualitas, lebih banyak nonton FTVnya daripada nonton berita. Pantesan aja wawasannya segini-gini aja. Jadi sedih :(
Kalo gitu, mari membaca ! :D

Sombong

Sering kecewa karena tidak mendapatkan apa yang kita harapkan?
atau terkadang merasa bahwa do'a kita tak kunjung ada jawabannya?

Sebelum menyalahkan siapapun, mari kita instrospeksi diri. Tanya pada diri kita.
Mungkin ada kerikil kecil bernama 'sombong' yang sedang bersemayam dalam diri kita.
Mungkin kita terlalu banyak meremehkan orang lain? atau terlalu bangga dengan kemampuan kita?

Sadarlah !
Mari bersama merubah diri ! Percayalah, kesombongan akan selalu mengantarkan kita pada keterpurukan. Saya pernah merasakannya.

Rendah hati tak berarti menghina diri, tapi itulah jalan menuju kebahagiaan yang sejati.

Selasa, 19 Februari 2013

Fakultas Psikologi UNPAD, Inspirasi Fakultas Psikologi Indonesia

Tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Fakultas Psikologi Unpad 2012.

Saya menyadari tulisan ini belumlah sempurna dan masih dibutuhkan data-data pendukung. Tetapi mudah-mudahan tulisan  ini dapat membantu teman-teman yang ingin mencari mencari informasi terkait sejarah Fapsi Unpad dan dengan senang hati bisa dijadikan referensi bagi tulisan teman-teman selanjutnya yang lebih baik lagi, tapi jangan lupa sertakan sitasi yang baik dan benar ya :)
Happy reading ! 

Lambang Fakultas Psikologi
Di Indonesia, lahirnya Pendidikan Psikologi diawali oleh pidato ilmiah Prof. Dr. Slamet Iman Santoso dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Indonesia pada Dies Natalis Universitas Indonesia pada tahun 1952 di Fakultas Pengetahuan Teknik UI di Bandung (sekarang ITB). Dalam pidato tersebut, beliau antara lain mengemukakan penggunaan pemeriksaan psikologis untuk mendeteksi the right man on the right place, dan menghindari the right man on the wrong place, the wrong man on the right place, serta the wrong man on the wrong place. 
Awal munculnya Psikologi di Indonesia adalah sebagai bagian dari ilmu kedokteran dan psikotes, tetapi kemudian berkembang pesat serta menjadi kebutuhan masyarakat di berbagai sektor seperti pendidikan, sosial, dan olahraga. Di tahun 1960-an hanya ada empat fakultas psikologi yaitu di UI, UGM, UNPAD, Maranatha. Namun sekarang sudah ada lebih dari 40 fakultas psikologi di Indonesia baik negeri maupun swasta.
Dari keempat universitas yang mengawali berdirinya fakultas psikologi, Fakultas Psikologi UNPAD lah yang berbeda, mengapa? Karena ada dua keistimewaan pendirian fakultas ini, yaitu :
Fakultas Psikologi berdiri sebagai Fakultas, bukan berkembang dari bagian program studi lain seperti : Fakultas Psikologi UI yang berkembang dari program studi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM yang berkembang dari Fakultas Paedagogi.
Pendirian Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dapat langsung diresmikan berdiri sendiri sebagai fakultas tanpa harus berada di bawah naungan Yayasan Padjadjaran terlebih dahulu seperti beberapafakultas lain di Universitas Padjadjaran. Biasanya pada waktu itu sebelum diresmikan menjadi fakultas harus berada di bawah naungan yayasan sekurang-kurangnya satu tahun.

Sabtu, 16 Februari 2013

Terpuruk

     Memberi semangat atau motivasi kepada orang lain yang sedang terpuruk ketika keadaan kita lebih baik dari mereka memang mudah, namun apakah kita masih bisa melakukannya ketika kita sama-sama terpuruk?

Harapan

aku sering berharap sesering harapan itu tidak terwujud.
apa yang aku dapatkan sekarang, sangat aku syukuri, namun yang mengganjal di hati adalah mengapa setiap apa yang aku harapkan, malah sampai kepada orang lain? selalu begitu. membuatku hilang selera. sebenarnya aku tidak berharap banyak dengan harapan itu, hanya ingin berharap, namun jika memang setiap aku berharap hasilnya akan terus bergini, lebih baik aku berhenti berharap saja dan ku pasrahkan semuanya pada Allah Swt. Karena hanya Dia yang mau mendengarkan dan juga mengabulkan harapkanku, atau bahkan menggantinya dengan yang jauh lebih baik. akan ku biarkan harapan sesaatku itu menguap saja seperti 'kentut', terlalu lama aku menahannya hanya akan menyisakan rasa sakit, sakit yang teramat sangat. kini aku hanya ingin berpikir dan berprasangka yang baik-baik saja, karena memang benar, apa yang terjadi sesuai dengan prasangkaku, mungkin inilah yang Allah telah tunjukkan kepadaku.

Jatinangor, 4 Oktober 2012
21 : 53

Do'a Nenek

dalam cerita ini, ada beberapa kalimat yang menggunakan bahasa Sunda, agar terasa lebih real :) kalau ga ngerti, silakan tanya orang disamping Anda :D atau googling aja ya .

         Waktu itu mau SNMPTN tulis (terpaksa ikutan soalnya ga lulus SNMPTN undangan, hehe bohong deh), tempatnya bukan di Cianjur, tapi di Sukabumi.
Menurut jadwal, SNMPTN itu dua hari, dan karena saya ngambil jurusan IPA, tempat tes saya adalah di SMA 4 Kota Sukabumi. Orang-orang sih udah pada dapet tempat nginep, sementara saya masih galau mau nginep dimana. Asalnya sih mau bolak-balik aja Cianjur-Sukabumi. Tapi, setelah melakukan beberapa pertimbangan, lebih baik saya nginep aja di Sukabumi. Ayah saya berasal dari Sukabumi dan hampir semua keluarganya tinggal di Sukabumi. Jadi tinggal dipilih aja tuh mau nginep ditempatnya siapa, dan sudah diputuskan, saya nginep di rumah nenek :) (ciiieee) Ya dirumah enin (nenek.red) beliau adalah Kakak dari ibu ayah saya, karena jaraknya lebih dekat dengan SMA 4 (setelah survey terlebih dahulu), tepatnya di daerah Sukamanah, Cisaat.
Singkat cerita, saya berangkat ke Sukabumi ditemani adik saya yang pertama. Seneng juga bisa nginep di rumah enin, ya setidaknya suasananya lebih sunyi n cocok lah buat menenangkan diri sebelum tes. Yang pasti, enin menyambut hangat kedatangan saya. (yaiyalah masa iya gak bahagia dikunjungin sama cucunya :D)
ini neneknya orang sih :) dipinjem ya fotonya.

        Pagi hari sebelum tes, saat saya sedang minum obat (karena beberapa hari sebelum berangkat ke Sukabumi, saya sempat sakit. Stress kali yaa )
"Neng kadieu, caina urang do'an ku enin."
"Muhun nin." (salah satu point plus, nginep di rumah enin : Dido'ain sebelum tes)


Masih Jogja Part V


        Selesai dari fakultas teknik, kami langsung lanjut ke fakultas kedokteran. Yeeaah. Fakultas yang ditunggu-tunggu oleh Mpit n Aci. Fakultas Kedokteran UGM letaknya memang agak jauh dari fakultas teknik, jadi bermobil lah kami ke FK.  Masuk ke FK ternyata berbeda dengan ke fakultas teknik, parkirnya pake sistem kayak di mall-mall gitu, jadi ada loketnya. Biar ga ribet, kami parkir di luar FK, tepatnya depan MU (MIPA utara). So, kami jalan kaki aja masuk FK. 

            Faculty of Medicine, itulah kata yang terpangpang di depan pintu masuk gedung.

“waaaaah, bagus banget ya gedung FK, bener-bener beda.”
“Jangan dibandingin sama teknik ya. Hehe”
Gedung fakultas kedokteran memang jauh lebih modern daripada fakultas teknik. Oke deh, mumpung lagi di FK, abadikan dulu biar sedih, abadikan dari setiap sudut :D 



Narsis pisan

Mmmh, puas foto-foto, tapi belum puas dapet informasi. Ya secara kita belum nanya-nanya n belum nemu orang yang bisa ditanya. Mas Woki juga gak ada kenalan anak FK. 


Jogja (Part V)


             Perjalanan ke UGM kali ini harus kami manfaatkan dengan baik. Terutama bagi mereka yang berencana kuliah di UGM, kesempatan ini dmanfaatkan untuk memeroleh informasi sebanyak-banyaknya. Mulai dari cara masuknya gimana (ya tinggal masuk aja lewat gerbang, hehee. Maksudnya bisa terdaftar sebagai mahasiswanya), biaya kuliahnya, atmosfer belajarnya seperti apa, pergaulannya bagaimana, sampai uang bulanan minimal yang dibutuhkan untuk bisa bertahan hidup di Jogja sebagai seorang mahasiswa. Syukur-syukur kita bisa ketemu mahasiswa yang ramah n baik hati dan bersedia kami wawancarai (asa wartawan :p) di setiap fakultas yang akan kami kunjungi. Well, buat fakultas teknik, udah ada Mas Woki dan Kang Rudi yang bisa kami keruk informasinya. Buat fakultas lain? Belum punya kenalan sih. Tapi mudah-mudahan nanti bisa nemu di jalan. (haha emangnya sampah, bisa nemu di jalan ;p).
        Sesuai kesepakatan, kunjungan pertama kami adalah fakultas teknik. Selama perjalanan, kami ngobrol-ngobrol bareng Mas Woki (setelah ada Mas Woki, Mas Ruslan istirahat ngobrol dulu, hehe) bertanya soal UGM dan Jogja, terutama tentang fakultas teknik (waktunya para pria yang beraksi). Obrolan kami membuat perjalanan terasa lebih cepat, tak terasa kami sudah berada di depan tugu Fakultas Teknik UGM, mobil langsung diparkirkan. Kemudian kami langsung meluncur ke gedung fakultas teknik. Inilah beberapa fakta (asa on the spot) yang kami dapatkan saat berkunjung ke fakultas teknik :
  • UGM adalah satu-satunya universitas yang menyediakan program studi teknik nuklir
  • Gedung Fakultas Teknik UGM bisa dibilang gedung tua, furniture nya pun sepertinya tua juga, mahasiswa nya? Ya bisa dibilang tua juga karena ada beberapa mahasiswa yang masih belum lulus juga, padahal kuliahnya udah lebih dari 10 semester (lagi sibuk penelitian kali, atau sibuk organisasi dulu :D
  • Oia walaupun gedungnya tua, tapi ilmu-ilmu yang diajarkan tidak tua juga kale, tetep selalu diperbaharui (yaiyalah biar ga ketinggalan zaman n terus bisa berkembang). Mahasiswanya juga banyak yang berprestasi, contohnya Mas Woki ini, beliau adalah finalis Climate Smart Leader (acara apa itu? Emmh, itu semacam acara bikin karya tulis ilmiah yang programnya dikhususkan untuk lingkungan, yang gak cuma nulis, tapi pesertanya juga ditantang untuk merealisasikan programnya. Kegiatan inilah yang memepertemukan Aryo dengan Mas Woki, mmmh so sweet :p mau tau lebih banyak tentang CSL? Bisa googling, atau tanya aja sama Umi Aryo ;p
  • Untuk bisa menjadi mahasiswa teknik, harus kuat eksaknya apalagi matematika dan fisika, kalau tentang apa yang dipelajari di fakultas teknik, ya tergantung jurusannya apa, tapi secara umum pelajaran dasarnya sama lah yaa
  • Anak cowo sih yang lebih banyak nanya, mereka nanya tentang energy terbarukan, lalalaa yeyeye, ntahlah saya juga ga ngerti :o pokoknya istilah-istilah yang mereka pake berasa asing di telinga dan otak saya. Heheee
  • Kami juga sempat berkunjung ke lab jurusan teknik mesin. (ini lab, tapi ko kayak bengkel ya, hehehe) 
Laboratorium Teknik Mesin
Menurut Rifki, toilet di fakultas teknik adalah toilet ternyaman diantara semua toilet yang pernah ia kunjungi di jogja -.-“

Jogja (Part IV)

         Hmm, akhirnya bisa nulis note in lagi, setelah sekian lama ditunggu-tunggu #backsound Ridho Rhoma, hehe. Ya memang sudah dari satu tahun yang lalu note ini ditunggu, Cuma baru kesampean sekarang saya nulisnya, yaa karena berbagai kesibukan. Oke, sesi curhatnya udahan dulu, nanti keburu ada yang nimpuk karena kebanyakan bele-bele (baca : Basa-basi) :D
       Seperti telah disebutkan tadi, cerita ini adalah lanjutan dari cerita seri sebelumnya yaitu menceritakan pengalaman saya dan teman-teman berlibur ke Jogja saat liburan SMA tahun lalu, ya tahun lalu, lama banget kan? Kayaknya ceritanya juga udah bulukan, hehe. Walapun udah lama, mudah-mudahan sensasinya tetap sama seperti tahun lalu .
      Karena udah lama tadi, saya mencoba untuk mengingat kembali, maklum otaknya udah nyampur sama rumus-rumus fisika, matematika, kimia, biologi sisa-sisa UN dan SNMPTN :o jadi kalau ada cerita yang rada-rada ga nyambung, maapiiin ya :D

Oke dimulai aja nih ceritanya, let`s cekidot (baca: check this out)
     Hari ketiga di Jogja ini adalah hari yang kami tunggu-tunggu sekaligus hari yang tidak diharapkan. Kenapa? Soalnya hari ini kami akan jalan-jalan ke UGM, universitas impian Husna, Fitri, dan Aci, tapi hari ini pula kami akan meninggalkan Jogja. 
      Sejak malam, saya, Husna, Fitri, dan Aci udah banyak ngobrolin tentang perjalanan kita besok ke  UGM yang kayaknya bakal seru banget. Husna udah berencana difoto depan fakultas psikologi, Aci n Mpit? so pasti depan FK, eh iya Mpit juga mau difoto depan fakultas biologi, mmmh kenapa ya? Ntahlah, hehe eh iya Aci kan udah janji mau goyang gayung pas nyampe UGM, jadi gak ya ? semoga, hahahaaa
“Na, kita ini beres-beres terus besok pagi langsung pamit n pulan gitu?”
“Mmmh, kata bapa Husna, mending kita pamitnya buat pergi ke UGM aja, ntar abis dari UGM kesini lagi, baru deh pamitan buat pulang ke Cianjur, soalnya kalau pamitan pagi-pagi dan langsung pergi, asa gimana, kurang baik katanya. Oia kata Bu Le, kalau bisa jangan lama-lama di UGM nya, besok sore kita maen ke pantai.”
“Waah pantai, Parangtritis?”
“mmh, bukan. Sebelum Parangtritis. Disana ada rumah nenek Husna, jadi sekalian silaturahmi kesana.”
“Waaaah asyiiik,,, hayuuuu ! “

HARI III : Selasa, 3 Januari 2012
“Hey kalian, kita berangkat dari sini sekitar jam 8. Nyampe UGM sekitar jam 9.30. Mau ketemuan dimana?
Oia jangan ngaret lagi ya. Please ! “ (sms diluncurkan ke pasukan pria yang nginep di kostan Mas Woki)
“Oke sip, tunggu di pintu masuk UGM yang ada bunderan aja ya.” (aduh lupa siapa yang ngejawab ini)
“Sip”


Jumat, 04 Januari 2013

Jogja (Part III)


Heeemh, udah banyak banget request yang dilayangkan (haha dilayangkan) melalui komen ataupun sms untuk segera melanjutkan cerita kami ini.
Ya, berhubung yang request udah melebihi standar KKM (hahaha), jadi saya penuhi deh keinginan mereka, (hehe, sebenernya bkan cuma itu aja sih, saya juga udah ga sabar pengen share sama kalian, n udah ga tahan menumpuk rasa bahagia ini yang udah lama tertimbun di ulu hati #hapaaaasih, so saya juga jadi pengen share kebahagian sama kalian semua :D)
Ya pembukaannya cukup segitu aja, ntr keburu boring, udah pada ga sabar kan? iya kan? iya kan? hehe ^^V
Sebelumnya, saya mau menjelaskan kembali, note ini ditulis bukan untuk bersombong-sombong ria, emmh cuma mau pamer aja #haha sama aja, iya kami hanya ingin berbagi perngalaman, sekaligus mengabadikan pengalaman kami ini dalam sebuah tulisan, Ya karena pengalaman semacam ini belum tentu bisa terulang lagi di masa mendatang, #cieeee, so mudah-mudahan yang baca ikut iri membaca cerita kami ini n mau ikutan gabung n ikutan mengadakan perjalanan seperti ini. Janji yah, harus baca sampe beres :D
Oke, yang dibelakang sana udah ngamuk-ngamuk pengen cepet baca ceritanya, so Letscekidot (baca: Let`s Check this out)
...........................................................................
Hari II : Senin, 2 Januari 2012
Sedih juga ya berpisah dari rombongan anak cowo, masalahnya jd ga ada lagi yang bantu bawa barang-barang, hehe #peace. Tapi bukan gitu juga sih, sebenernya kalau kita bermalam ditempat yang sama (beda kamar tentunya) kita kan bisa ngumpul-ngumpul sambil lanjutin maen ABC n angkat jempol, tapi apa boleh dikata, demi keselamatan kita bersama n karena keterbatasan uang n tempat menginap kita harus berpisah. T_T
...........................................................................
Well, karena saya berada di pihak perempuan, so saya bercerita di tempat istrirahat kaum hawa dulu ya :D

Jogja (Part II)

Kayanya semuanya udah ga sabar pengen tahu kelanjutan cerita ini, hehe
terima kasih sudah mau bersabar :D
.........................
Oke, semoga cerita yang kami share ini bisa jadi referensi buat kalian yang mau mengikuti jejak kami (jyaaah ky apaan aja), ya pergi ngebolang ke luar kota, jadi independent traveler, pergi kemana aja sesuai keinginan n ga dijadwal n ga diatur-atur sama pihak travel agent.
hehe emang sih kadang-kadang suka missoriented, tapi ya lumayan lah, buat pengalaman.
........................
Well, setelah kejadian dimarahin sama penumpang itu, kami yang asalnya ketawa terbahak-bahak di kereta otomatis langsung diem. Diam, sediam diamnya (siga gaang katincak) hehe, sunyi senyap deh. Ngobrol juga jadi pelan-pelan banget, tapi swear deh waktu itu bener-bener udah ga bisa nahan buat ga ketawa. kocak abis soalnya. heuheu.
Alhasil kami cuma ngobrol-ngobrol kecil aja, obrolan kami ya macem-macem, dari mulai membicarakan hal yang ringan-ringan sampe yang berat-berat. Dari mulai ngomongin angin sampe batu, beneran deh kalau jalan-jalan sama calon scientist, apapun obrolannya pasti disangkut pautin sama ilmu pengetahuan, disambungin ke matematika, ke fisika, biologi, sampe bahasa inggris sisa-sisa pendapatan waktu Insus Gama Exacta, ikut disambungin jg, hah ada-ada aja emang.
.......................
"Hey, tong mamawa pelajaran atuh ari keur liburan mah ih." (ini iki)
"Iya ih, saya ge teu ngarti yang kalian obrolin." (kalau ini aci)
husna cuma senyum-senyum sambil nundutan
"Tah ayeuna mah mending urang ngajieun yel-yel tea." (iki lagi)
"sok kay, kay." (rere n aryo langsung nodong)

Jogja (Part I)

Oke, dilanjut lagi yah ceritanya. :D
Satu kesepakatan telah dibuat, dan itu bukanlah akhir dari segalanya, susah banget menyatukan pendapat n keinginan kita semua.
Sampai hari keberangkatan pun, kami masih belum sepakat ke stasiun naik apa, banyak banget rencana awal yang udah dibuat, gagal.
Salah satu penyebabnya sih karena berita Bandung ditutup dari semua arah mulai jam 17.00 pada tgl 31 Des 2011, gimana ga panik coba, kereta kami berangkat jam 20.00, sedangkan kami harus sudah berada di kota Bandung sebelum jam 17.00, kalau berangkat pagi, mau ngapain di stasiun? bulukan yg ada. Nah kalo berangkat siang or sore, kalo kejebak macet gimana? trus ketinggalan kereta? ah hancurlah semuanya !(ya Secara kita naik kendaraan umum, jadi harus memperhitungkan segala)
Ada lagi. rencana iki n rere yang mau berangkat duluan soalnya mau belanja dulu di trunojoyo (bener ga tuh) sama diar juga, so kami ketemuan di stasiun aja, umi Aryo sempet kesel, dia males ngurusin anak-anak yang suka beda-beda gini, ini juga sempet jadi perdebatan antara kami (saya, fitri, aryo n aci) yang akan berangkat langsung ke stasiun.
Oh akhirnya ada rencana baru yang brilian, Husna mau berangkat duluan ke Padalarang sama Bapak n tetehnya soalnya keluarga Husna mau pergi ke Semarang, so kita yang dari Cianjur, langsung ke Padalarang aja, singgah  sebentar di rumah mbanya Husna, trus sore langsung berangkat ke stasiun hall naik kereta api dari padalarang.
Nah, kami yang be 4 (saya, fitri, aci, aryo) sepakat berangkat abis dzuhur aja, langsung ke padalarang, iki n revan pagi-pagi soalnya mau ke kota dulu.
................
dreeet dreeet
sms dari revan :
"Hey berangkanya jangan abis dzuhur dong, aku sama iki pengen ke padalarang dulu, pengen ngarenghap."

Jogja (Behind The Trip)

Jogja Behind the trip :D
........................
Alhamdulillah kesampaian jg nulis note ini.
Note ini merupakan cerita singkat perjalanan kami ke Jogja, pas liburan akhir semester 1. (31 Desember 2011 - 4 Januari 2012)
Sebenernya ga akan ada habisnya nyeritain perjalanan ini, tapi sudah saya upayakan untuk menulis sesingkat - singkatnya :D
..............
Let`s cekidot (baca : Check this out) :D
Perjalanan ini sebenarnya sudah direncanakan sejak beberapa bulan yang lalu, saat saya, Husna, ukhti, dan Della ngobrol waktu istirahat, ternyata rencana ini disambut baik bukan hanya oleh kami berempat tetapi juga fitri (teman sebrang kelas, hehe). Setelah ngobrol cukup panjang, alhasil rencana awal kami adalah pergi ke Jogja berlima naik kereta ekonomi (waktu itu belum ditentukan waktu keberangkatannya).
..............
UAS tiba, kami masih belum menetukan waktu keberangkatan, tapi kami sudah sepakat untuk berangkat, ternyata yang berniat pergi bertambah, yaitu Tiyas n Aci,
karena kami semua perempuan, kami sempat khawatir dengan rencana ini, ya secara gitu perempuan kan harus ada yg jagain (hehe), setelah sepakat, kami mengajak Aryo untuk ikut dalam perjalanan ini, dan ia mengiyakan :D karena Aryo satu-satunya laki-laki yang berencana ikut dalam perjalanan ini, ia mengajak Revan untuk ikut (biar ada temen gituuu), Revan pun menyetujui. Tidak ada hari tanpa membicarakan rencana kami pergi ke Jogja ini, di kelas, di luar kelas, di Gs, di mesjid (aku n husna aja sih), di sms, abis belajar, pas istirahat, sebelum ulangan, sesudah ulangan, ah kapanpun dan dimana pun , haha, dan akhirnya Diar, n Rifki pun mau ikut. :D satu lagi, Lisa juga mau ikut. Well, sampe H-2 minggu peserta yang ikut (haha peserta) sudah mencapai 12 orang (horeeee rombonganpergi ke Jogja).
.............
dreet.dreeet.dreeet.
sms dari fitri :
"Bude, kpn kita ke jogja teh? kata mamah mpit, cepet beli tiket, soalnya diberita tiket ke jogja itu udah abis sampe tgl 26, terus takut harganya naik."
#gelisaaaaah