Laman

Sabtu, 16 Februari 2013

Jogja (Part V)


             Perjalanan ke UGM kali ini harus kami manfaatkan dengan baik. Terutama bagi mereka yang berencana kuliah di UGM, kesempatan ini dmanfaatkan untuk memeroleh informasi sebanyak-banyaknya. Mulai dari cara masuknya gimana (ya tinggal masuk aja lewat gerbang, hehee. Maksudnya bisa terdaftar sebagai mahasiswanya), biaya kuliahnya, atmosfer belajarnya seperti apa, pergaulannya bagaimana, sampai uang bulanan minimal yang dibutuhkan untuk bisa bertahan hidup di Jogja sebagai seorang mahasiswa. Syukur-syukur kita bisa ketemu mahasiswa yang ramah n baik hati dan bersedia kami wawancarai (asa wartawan :p) di setiap fakultas yang akan kami kunjungi. Well, buat fakultas teknik, udah ada Mas Woki dan Kang Rudi yang bisa kami keruk informasinya. Buat fakultas lain? Belum punya kenalan sih. Tapi mudah-mudahan nanti bisa nemu di jalan. (haha emangnya sampah, bisa nemu di jalan ;p).
        Sesuai kesepakatan, kunjungan pertama kami adalah fakultas teknik. Selama perjalanan, kami ngobrol-ngobrol bareng Mas Woki (setelah ada Mas Woki, Mas Ruslan istirahat ngobrol dulu, hehe) bertanya soal UGM dan Jogja, terutama tentang fakultas teknik (waktunya para pria yang beraksi). Obrolan kami membuat perjalanan terasa lebih cepat, tak terasa kami sudah berada di depan tugu Fakultas Teknik UGM, mobil langsung diparkirkan. Kemudian kami langsung meluncur ke gedung fakultas teknik. Inilah beberapa fakta (asa on the spot) yang kami dapatkan saat berkunjung ke fakultas teknik :
  • UGM adalah satu-satunya universitas yang menyediakan program studi teknik nuklir
  • Gedung Fakultas Teknik UGM bisa dibilang gedung tua, furniture nya pun sepertinya tua juga, mahasiswa nya? Ya bisa dibilang tua juga karena ada beberapa mahasiswa yang masih belum lulus juga, padahal kuliahnya udah lebih dari 10 semester (lagi sibuk penelitian kali, atau sibuk organisasi dulu :D
  • Oia walaupun gedungnya tua, tapi ilmu-ilmu yang diajarkan tidak tua juga kale, tetep selalu diperbaharui (yaiyalah biar ga ketinggalan zaman n terus bisa berkembang). Mahasiswanya juga banyak yang berprestasi, contohnya Mas Woki ini, beliau adalah finalis Climate Smart Leader (acara apa itu? Emmh, itu semacam acara bikin karya tulis ilmiah yang programnya dikhususkan untuk lingkungan, yang gak cuma nulis, tapi pesertanya juga ditantang untuk merealisasikan programnya. Kegiatan inilah yang memepertemukan Aryo dengan Mas Woki, mmmh so sweet :p mau tau lebih banyak tentang CSL? Bisa googling, atau tanya aja sama Umi Aryo ;p
  • Untuk bisa menjadi mahasiswa teknik, harus kuat eksaknya apalagi matematika dan fisika, kalau tentang apa yang dipelajari di fakultas teknik, ya tergantung jurusannya apa, tapi secara umum pelajaran dasarnya sama lah yaa
  • Anak cowo sih yang lebih banyak nanya, mereka nanya tentang energy terbarukan, lalalaa yeyeye, ntahlah saya juga ga ngerti :o pokoknya istilah-istilah yang mereka pake berasa asing di telinga dan otak saya. Heheee
  • Kami juga sempat berkunjung ke lab jurusan teknik mesin. (ini lab, tapi ko kayak bengkel ya, hehehe) 
Laboratorium Teknik Mesin
Menurut Rifki, toilet di fakultas teknik adalah toilet ternyaman diantara semua toilet yang pernah ia kunjungi di jogja -.-“



Oia, foto-foto dulu aaah :D
Favorit banget nih tempat



“Ci, akan di student center lagi ngerjain tugas, kalau mau ketemu, kesini aja we.” (sms dari kang rudi untuk aci)
“hey hayu, ke SC Kang Rudi ada di sana.”
         Kami pun langsung bergegas ke SC diantar Mas Woki, yang ternyata SC itu adalah sejenis aula terbuka, tempat mahasiswa nongkrong, disukusi dll tapi kebanyakan dipake tempat bergadang ngerjain tugas. Soalnya asyik, ada Wi Fi nya. (menurut hasil survey yang dilakukan kepada beberapa mahasiswa ketika ditanya pendapatnya tentang SC, hehe)
“Kang Rudiiiiiiiiiiii………” (slow motion kayak di film india, hehehe #lebay)
Sesosok pria lumayan tinggi dan kekar muncul dari balik tiang dengan pakaian serba hitam.
Alas kaki hitam, celana hitam, kaos hitam, kulit hit.. #eh muka? Ya rada-rada lah, hehee peace ^^V
Nih kalo belum tau Kang Rudi itu yang mana
Alumni SMANSA juga plus dulunya pradana (ketua pramuka penegak.red) putra juga.
Kang Rudi
“aduh punten nya, ga bisa nemenin keliling, nuju rariweuh yeuh ngerjakeun tugas. Ti kamari teu beres-beres. Sareng ieu teh bade UAS” (ya ampun, baru aja ketemu udah minta maaf aja, asa lebaran. Hehe)
“muhun kang teu nanaon, aya Mas Woki da, hehe. Punten atuh nya jadi ngaganggu. Emang ngerjain tugas apa?”
“tugas ………. (ntah apa nama tugasnya saya lupa) ini teh satu kasus, harus dikerjain pake beberapa rumus, lamun hiji data salah, kudu ngulang deui ti awal.”
“Baru ngerjain ini teh kang?”
“mmh praktiknya sih udah, ini teh lagi bikin laporannya. Ti kamari teu beres wae saking banyaknya,
matakan can uih ka kostan.”
“ngendong di dieu kang?”
“ya begitulah.” (mmh pantesan kucel, curiga ga mandi, hehehe #uups)
“Kang, betah di Jogja?”
“Alhamdulillah. Betah di kampus biru teh. (oo kampus biru itu sebutan untuk UGM, kirain saya julukan UI.
Oia kenapa disebut kampus biru, kata Kang Rudi, karena UGM itu dulunya rindang oleh pepohonan, jadi kalau dari kejauhan terlihat biru. Makanya disebut kampus biru. Tapi pohon-pohonnya sekarang sudah tinggal beberapa) Eh udah jalan-jalan kamana wae?”
“Banyak pokona mah kang, cuma kalo di UGM mah baru ke fakultas teknik aja. Eh ari akang teh jurusam naon?”
“geodesi.”
“geodesi? Siga kumaha eta teh? Trus naha milih geodesi?”
“ngukur-ngukur tanah kitu nya kang?”
“ooo makelar tanah?”
“mmh ya bisa dibilang suka ngukur-ngukur tanah. Tapi nya lain makelar tanah oge atuh. Jadi geodesi teh……….(Kang Rudi nyeritain tentang geodesi, yang saya juga ga paham, saking panjangnya hehe, yang saya inget dia itu diajar sama dosen yang killer abis di mata kuliah kakulus, nama dosennya yaitu Pak *** #sensor :D), kenapa milih geodesi? Sebenerna mah saya henteu tertarik ku geodesina sih, ngan saya mah mau ngambil geothermal, tah eta teh ayana ngan di S2, lamun mau lanjut ka dinya, salah satunya S1nya harus dari geodesi.”
“mmmh, hese teu kang belajarnya? Trus dulu persiapan pas mau SNMPTN kumaha?”
“ah nya kitu we, ari belajar mah da moal hese (yaiyalaaah ;o) persiapan SNMPTN? Mmh, bimbel saya
mah, ngado`a, jeung maen, hehe ya intina mah sering latihan soal we, da soal nu kaluar teh moal jauh ti anu sok dilatihankeun.”
(aduh maaf ya kalau bahasanya tidak dimengerti, saya mencoba menceritakan dengan bahasa yang sesungguhnya terjadi saat percakapan itu, biar terasa lebih real :D)
“soal biaya kang? Trus kostan? Biaya hidup? Lingkungan?”
“aduh meni asa naon wae ieu teh pertanyaana meni murudul. Hehe. Kalau biaya kuliah itu, disesuaikan dengan pendapatan orang tua. Jadi adil lah nya. Lamun biaya hidup, ya kembali ke gaya hidup. Lamun gaya hidupna resep anu mewah-mewah, ya biaya hidupna oge mahal, lamun sederhana, nya biaya hidupna ge sederhana. Tapi umumnya di Jogja mah sedeng-sedeng lah. Kosta yang 2juta pertahun dengan kondisi nyaman, mmh masih bisa ditemukan. Makan oge, banyak yang harganya dibawah 5 ribu, tapi udah bikin wareg :D”
“mmmh, oia akang disini bawa motor?”
“Jang naon bawa motor? Naek sapedah we. Tinggal tunjukkan KTM, langsung bisa goes kemana aja.
Sepeda Kampus UGM
Tapi saya mah da sepedanya bawa sendiri dari rumah”
“dari Cianjur? Itu sepeda kampus bisa dibawa sampe kostan?”
“Iya dari Cianjur. Nya henteu atuh. Mun ka kostan mah beda deui. Lagian enakan pake sepeda saya mah.
Trus da disini mah banyaknya juga pada pake sepeda. Beda jeung FK, mun eta mah rata-rata pada pake roda empat.”
“mmmmmh…..”
“Tos ka FK can? Asa jauh pisan weh.”
“bade kang, tos ti dieu, tapi ayeuna mah bade ka teknik arsitek heula.”
“tah heueuh bener, ka dinya we. Bagus heg kampusna. Beda jeung didieu, heheehe).”
Obrolan kita dengan Kang Rudi terasa hangat, apalagi bisa ngobrol pake bahasa Sunda.
(meni asa bungah, ketemu sodara sekampung di kampung orang. Hehe) dan kami pun harus mengakhirinya, karena kami harus melanjutkan perjalanan.
“Eh Aci, ke lamun mau ka kostan tea sms nya. Akang masih keneh di dieu, moal waka pulang.”
“oke siap kang !” (hah ke kostan Kang Rudi? Eitts jangan mikir macem-macem dulu. Jadi gini, perjalanan Aci n Mpit di Jogja masih satu hari lagi, karena mereka mau hunting bimbelan dulu,
ya karena tidak memungkinkan untuk nginep lagi di imogiri, Alhamdulillah Kang Rudi bersedia meminjamkan kostannya untuk ditempati oleh Aci n Mpit, sementara itu Kang Rudi ngungsi dulu ke kostan temennya. Hoooo~ baik sekali)
“Tong sieun nya, lumayan lah suasana dikostanna rada kondusif.”
“ookeeee…..”
            Kami pun berpamitan ke Kang Rudi, dan langsung melanjutkan perjalanan ke teknik arsitektur dan perencanaan kota. Sebelum melanjutkan perjalanan, foto-fot lagi aaah :D
Di Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan UGM
         Waaah ternyata memang benar apa yang dibilang Kang Rudi. Secara bangunan, memang lebih rapi dan modern.
Oiaa foto dulu aaaah :D
Keren kan? :D

Kami juga sempat melihat studio nya. Ya studio, tempat mahasiswa ngerjain tugas, bikin sketsa, maket dll.
             Tidak seperti di ITB yang harus masuk fakultas dulu baru bisa milih jurusannya, di UGM kita bisa langsung milih dari pas kita SNMPTN, mau masuk teknik arsitektur atau planologi. Alhamdulillah, disini kami ketemu sama mahasiswa planologi, yang dikenalin sama Mas Woki, saya lupa namanya (maaapiin ya, saya banyak lupa :o) sempet ngobrol-ngobrol juga. Yang saya ingat, dia bilang kalau mahasiswa arsitektur itu, tiap minggu pasti jalan-jalan, hunting tempat dan objek untuk digambar. Ada lagi nih “lulusan UGM itu gak ada yang nganggur lebih dari tiga bulan, kecuali dia nya yang terlalu idealis, mengingnkan sesuatu yang lebih yang belum saatnya dia miliki”.. kami Cuma ber ooo ria. Kami juga sempat melihat beberapa mahasiswa yang sedang mengerjakan minatur proyek. Wooo, ternyata sibuk juga ya, dan kayaknya harus punya teamwork yang bagus nih :D
Fakultas teknik, selesai…
Next trip is medical faculty. Yippie :D

*to be continued*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar